Malik bin Dhaigham berkata, “Riyah
al-Qaisi datang ke rumah untuk menemui bapakku setelah waktu Ashar. Aku
katakan padanya bahwa bapakku sedang tidur. Dia bertanya, ‘Apa benar
beliau tidur pada jam sekian? Apakah sekarang ini waktu untuk tidur?’
Lalu beliau pulang.
Kemudian kami suruh seseorang untuk menyusul beliau, kami pesan agar
ditanyakan kepada beliau, ‘Apakah kami harus membangunkannya?’
Ternyata utusan kami terlambat pulang, dia baru tiba kembali ke rumah
setelah matahari terbenam. Kami berkata kepadanya, ‘Terlambat sekali
kamu?! Apakah kamu sudah menyampaikan pesan kami kepada beliau?’ Utusan
itu menjawab, ‘Beliau sangat sibuk sehingga tidak sempat memahami
ucapanku. Memang kami berhasil menyusul hanya saja beliau telah masuk ke
dalam pekuburan, sedang berkata kepada dirinya sendiri, ‘Pantaskah jam
sekian tidur?’ Apa ini urusanmu? Seseorang tidur semaunya sendiri?!’
Kenapa kau katakan, ‘Apakah sekarang ini waktu tidur?’ Apakah
alasanmu sehingga mengatakan bahwa sekarang ini bukan waktu tidur? Kamu
menanyakan sesuatu yang bukan menjadi urusanmu, dan berkata tentang
sesuatu yang bukan urusanmu pula! Sungguh aku berjanji kepada Allah yang
aku tidak akan melanggarnya selama-lamanya. Aku tidak akan menidurkanmu
di atas bumi selama setahun kecuali jika kau sakit atau telah gila.
Celaka kamu, celaka kamu. Tidak malukah kamu? Kamu telah menjelekkan
orang, tidak bisakah kamu menghentikan perbuatan itu?’
Kemudian beliau menangis, beliau tidak mengetahui jika aku berada di
tempat itu. Setelah aku menyaksikan apa yang diperbuatnya aku pulang dan
meninggalkan beliau. (Al-Hilyah, 6/192.)
Sumber: 99 Kisah Orang Shalih
Artikel www.KisahMuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar