Pernikahan Nabi Daud yang Ke 100
Ada sebuah kisah yang sangat masyhur di kalangan kaum muslimin
Indonesia maupun lainnya, sehubungan dengan kisah
Nabi Daud
‘alaihissalam yang difirmankn oleh Allah
Ta’ala
berikut ini:
Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika
mereka memanjat pagar? Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia
terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu
merasa takut, kami (adalah) dua orang yang berperkara yang seorang dari
kami berbuat zalim kepada yang lain, maka berilah keputuran antara kami
dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah
kami ke jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai 99 ekor
kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata:
“Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan ia mengalahkan aku dalam
perdebatan.” Daud berkata, “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepada
kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lainnya, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih dan amat
sedikitlah mereka ini. Dan dawud mengetahui bahwa kami mengujinya, maka
ia meminta ampun kepada Robbnya lalu tersungkur sujud dan bertaubat.
Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia
mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.”
(QS. Shod: 21-25)
Alkisah
Konon dikisahkan bahwa
Nabi Daud ‘alaihissalam
membagi hari-harinya menjadi tiga, satu hari untuk mengurusi urusan
manusia, satu hari untuk beribadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala
dan satu hari lagi untuk para istrinya yang berjumlah 99. Setiap kali
beliau membaca Al-Kitab maka beliau mengetahui keutamaan Nabi Ibrahim,
Ishaq, dan Ya’qub, maka beliau berkata, “Ya Allah, segala keutamaan
telah dihabiskan oleh bapak-bapakku, maka berilah saya keutamaan seperti
yang Engkau berikan keapda mereka.” Maka Allah mewahyukan kepadanya,
“Bahwasanya bapak-bapakmu telah mendapatkan ujian, Nabi Ibrahim diuji
dengan menyembelih anaknya, Nabi Ishaq diuji dengan buta kedua matanya
sedangkan Ya’qub diuji dengan kesedihan karena kehilangan Yusuf,
sedangkan engkau belum diuji seperti mereka.” Maka Nabi Daud berkata,
“Ya Allah, ujilah saya seperti mereka dan berilah aku keutamaan seperti
keutamaan mereka.” Lalu Allah mewahyukan bahwa engkau akan diuji maka
bersiap-siaplah.”
Selepas kejadian tersebut, datanglah setan kepadanya dalam bentuk
burung merpati yang terbuat dari emas lalu hinggap di kaki Nabi Daud
saat beliau sedang shalat, maka beliau menjulurkan tangan untuk
meraihnya, burung tersebut menjauh, Nabi Daud pun membuntutinya.
Tiba-tiba beliau melihat seorang wanita sangat cantik jelita sedang
mandi di loteng rumahnya, wanita itu pun melihatnya, maka dia
menjulurkan rambutnya ke seluruh badannya, hal itu membuat Daud tertarik
padanya. Nabi Daud pun menanyakannya, ternyata dia sudah mempunyai
suami yang sedang di medan pertempuran. Nabi Daud pun mengutus panglima
perang agar mengirim Uria (suami wanita tersebut) untuk mengikuti perang
lainnya yang lebih dahsyat sehingga akhirnya dia terbunuh. Lalu Nabi
Daud menikahinya. Barusan Nabi Daud menemui istri barunya tersebut,
Allah mengutus dua malaikat dengan berbentuk manusia, keduanya minta
izin untuk bisa bertemu dengan Nabi Daud. Namun saat itu adalah hari
ibadah beliau sehingga keduanya dihalangi oleh penjaga, maka keduanya
pun melompat pagar, ternyata saat itu Nabi Daud sedang shalat. Keduanya
lalu duduk di hadapannya. Nabi Daud pun terkejut, maka keduanya berkata,
“Janganlah kamu merasa takut, kami (adalah) dua orang yang bersengketa
salah satu dari kami menzalimi lainnya, maka hukumilah kami secara
adil.” Nabi Daud berkata, “Kalau begitu ceritakanlah urusan kalian
berdua.” Salah satunya berkata, “Saudaraku ini mempunyai 99 kambing
betina, sedangkan saya hanya memiliki satu ekor kambing, namun dia ingin
merebut kambingku agar kambingnya genap seratus.” Nabi Daud pun
bertanya pada satunya, lalu dia berkata, “Ya, saya mempunya 99 kambing
dan dia hanya punya satu, namun saya ingin merebutnya agar kambingku
genap seratus.” Nabi Daud bertanya, “Apakah saudaramu itu rela
menyerahkannya?” Dia menjawab, “Tidak, dia tidak rela.” Maka Daud
berkata, “Kalau begitu, kami tidak akan membiarkanmu melakukannya, jika
engkau terus merebutnya maka kami akan menghukummu.”
Tiba-tiba salah satu dari keduanya berkata, “Wahai Daud, engkau lebih
layak untuk dihukum, engkau mempunyai 99 istri, sedangkan Uria hanya
memiliki satu istri, engkau kirim dia untuk berperang agar dia terbunuh
lalu kamu bisa menikah dengan istrinya.”
Saat itu Nabi Daud baru sadar bahwa dia telah berbuat salah,
segeralah dia tersungkur sujud sambil menangis. Dia menangis selama
empat puluh hari tidak pernah bangkit kecuali untuk kebutuhan mendesak,
sehingga tanah yang terkena tetesan air matanya sampai tumbuh rumput.
Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Wahai Daud, baerdirilah, Aku telah
mengampuni dosamu.” Maka Nabi Daud berkata, “Ya Allah, saya mengetahui
bahwa Engkau telah mengampuniku, namun jika nanti pada hari kiamat, Uria
datang menenteng kepalanya yang berlumuran darah, lalu dia berkata, “Ya
Allah, tanyalah Daud, kenapa dia membunuhku?” maka Allah berfirman,
“Jika demikian, maka Aku akan memanggil Uria, dan akan Aku pinta
keikhlasannya untukmu, yang dengannya akan Aku balas dengan surga,
niscaya dia akan merelakannya untukmu.” Daud berkata, “Sekarang saya
benar-benar tahu bahwa Engkau telah mengampuniku.”
Takhrij Hadis
Kisah ini sangat masyhur di kitab-kitab tafsir saat menafsirkan
firman Allah di atas, juga masyhur di kitab kisah para nabi. Di
antaranya disebutkan oleh Al-Hakim dan At-Tirmidzi dalam
Nawadirul
Ushul dan Ibnu Abi Hatim sebagaimana disebutkan oleh Imam
al-Qurthubi dalam tafsir beliau dan As-Suyuthi dalam
Ad-Dur
al-Mantsur, semuanya dari jalan Yazid ar-Ruqasyi dari Anas bin
Malik secara marfu’.
Derajat Kisah
Kisah ini bathil.
Sisi Kelemahan
Kebatilan kisah ini bisa dilihat dari dua sisi:
Sisi Sanad:
Semua sanad kisah ini bersumber pada Yazid bin Aban Ar-Ruqasyi,
sedangkan dia adalah orang yang sangat lemah bahkan ditinggalkan
hadisnya.
Al-Hafidz Ibnu Hajar berakta, “Diakatakan oleh An-Nasai, Hakim, dan
Ahmad, ‘Matruk (ditinggalkan hadisnya).’”
Sedangkan sudah maklum bagi yang mengetahui dunia ilmu hadis bahwa
Imam Nasai kalau berkata tentang seseorang “Matruk” maka berarti para
ulama sepakat untuk meninggalkan hadisnya.
Imam Ahmad juga berkata, “Yazid orang yang hadisnya munkar.”
Bahkan karena kerasnya pengingkaran sebagian para ulama terhadapnya,
sampai-sampai Imam Syu’bah berkata, “Seandainya saya berzina lebih baik
dari pada saya meriwayatkan hadis dari Yazid Ar-Ruqasyi.”
(
At-Tahdzib Ibnu Hajar no. 498,
Mizanul I’tidal,
4:418,
At-Tarikul Kabir, Al-Bukhari, 8:320 dan
lainnya)
Sisi Matan:
Adapun kalau ditinjau dari sisi matan, maka kisah ini amat banyak sekali
kebathilannya, cukuplah kita sebutkan beberapa di antaranya:
1. Dikatakan: Nabi Daud meninggalkan shalatnya untuk mengejar seekor
burung.
Orang yang sedikit saja mempunyai rasa malu kepada Allah, tidak
mungkin meninggalkan shalatnya hanya untuk mengejar seekor burung,
sebagus apapun burung tersebut. Hal ini hanya akan dilakukan oleh
orang-orang fasiq ahli maksiat, lalu bagaimana dikatakan bahwa ini
dilakukan oleh seorang nabi yang diberi wahyu oleh Allah?
2. Dikisahkan bawha karena Nabi Daud kepincut dengan istri salah
seorang pasukannya, dan beliau berusaha agar suami wanita tersebut
terbunuh.
Demi Allah dan sekali lagi demi Allah, bahwa ini hanya dilakukan oleh
orang-orang licik, yang hanya mementingkan nafsu pribadinya yang penuh
angkara murka tanpa memperhatikan perasaan dan hak orang lain serta
tidak perduli dengan perbuatan zalim pada selainnya.
Apakah perbuatan keji ini akan dilakukan oleh seorang nabi!? Tidak
dan demi Allah tidak.
Imam Ibnu Hazm dengan sangat tegas membongkar kepalsuan kisah ini
dalam kitab beliau
Al-Fishol, 4:41, di antara yang beliau
katakan adalah, “Demi Allah, semua orang pasti tidak ingin mencintai
istri tetangganya dan berencana membunuh suaminya agar bisa menikahi
istrinya tersebut dan meninggalkan shalat karena melihat burung. Semua
ini adalah perbuatan orang-orang bodoh lagi ngawur, serta perbuatan
orang fasik, bukan orang yang baik lagi bertakwa. Lantas bagaimana
dengan seorang Rasul yang mendapatkan wahyu kitab?! Allah membersihkan
beliau untuk terlintas dalam benaknya hasrat keji ini, apalagi sampai
melakukannya!!”
Komentar Ulama Terhada Kisah Nabi Daud Ini
Oleh karena itu, para ulama sepakat atas kelemahan dan kebatilan
kisah ini, Imam Ibnu Hazm dalam
Al-Fishol berkata,
“Ini adalah sebuah khurofat yang ditelorkan oleh orang-orang Yahudi.”
Imam Ibnuul Arabi Al-Maliki berkata, “Adapun ucapan mereka bahwa
tatkala wanita ini membuat tertarik Nabi Daud maka beliau memerintahkan
suaminya berperang sehingga terbunuh di jalan Allah, maka ini dipastikan
kebathilannya, karena Nabi Daud tidak mungkin menumpahkan darahnya
hanya untuk kesenangan dirinya saja.” Sebagaimana dinukil oleh
Al-Qurthubi dalam tafsir beliau 15:176.
Al-Khazin dalam Tafsir
Lubabut Ta’wil 6:49 berkata, “Bab
penyucian Nabi Daud dari kisah tidak layak yang disandarkan kepadanya.”
Ketahuilah bahwa seseorang yang dikhususkan oleh Allah untuk menjadi
Nabi-Nya dan dimuliakan untuk menjadi seorang Rasul dan diberi amanat
untuk mengemban wahyu, sama sekali tidak pantas untuk disandarkan
kepadanya. Sebuah kisah yang seandainya disandarkan kepada orang biasa
pun, maka dia akan mengingkari hal itu, lalu bagaimana dengan seorang
nabi!?”
Al-Hafidz Ibnu Katsir, “Para ulama tafsir menyebutkan sebuah kisah
yang kebanyakan terambil dari israiliyyat dan tidak shahih dari
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib untuk
diikuti, namun hanya diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, sanadnya tidak
shahih karena dari jalan Yazid Ar-Ruqasyi dari Anas. Dan Yazid ini
meskipun seorang yang shaleh namun hadisnya lemah menurut para ulama.” (
Tafsir
Ibnu Katsir, 4:31)
Syaikh Al-Albani berkata, “Kisah terfitnahnya
Nabi Daud terhadap istri salah seorang pasukannya
yang bernama Uria adalah sebuah kisah yang sangat masyhur yang
dihembuskan ke dalam kitab kisah-kisah para nabi dan beberapa kitab
tafsir, namun tidak ragu sedikitpun bagi seorang muslim yang akalnya
masih sehat akan kebathilannya, karena kisah tersebut mengandung sesuatu
yang tidak layak bagi seorang nabi, seperti berusaha agar suaminya
terbunuh agar nantinya dia bisa menikahi istrinya. Kisah ini secara
ringkas telah diriwayatkan dari Rasulullah, maka wajib untuk disebutkan
serta dijelaskan kebathilannya.”
Lalu Syaikh Al-Albani menyebutkannya setelah itu beliau berkata,
“Yang nampak bahwa kisah ini termasuk israiliyyat yang dinukil oleh ahli
kitab yang mereka tidak meyakini kemakshuman (terjaga dari kesalahan)
para nabi, lalu Yazid ar-Ruqosyi salah sehingga dia memarfu’kannya
kepada Rasulullah.” (
Adh-Dho’ifah, 313-314)
Tafsir yang Shahih
Syaikh Abdurrahman As-Sadi berkata, “Tatkala Allah menyebutkan bahwa
Dia menganugerahkan kepada Daud kemampuan menghukumi persengketaan
manusia, maka Allah menyebutkan berita dua orang bersengketa untuk
dijadikan sebagai ujian bagi beliau sekaligus sebagai peringatan atas
kesalahan yang beliau lakukan, sehingga akhirnya beliau bertaubat dan
Allah pun mengampuni dosanya, Allah
Subhanahu wa Ta’ala
berfirman kepada Nabi Muhammad, “(Dan adakah sampai kepadamu berita
orang-orang yang berperkara, tatkala mereka melompat) kepada Nabi Daud
(Mihrab) yaitu tempat ibadah beliau tanpa izin, mereka pun tidak masuk
lewat pintu. Oleh karena itu, karena mereka masuk dengan cara mereka
seperti itu Nabi Daud pun kaget dan takut. Maka keduanya berkata, ‘Kami
ini (dua orang yang bersengketa) maka janganlah engkau takut (salah satu
dari kami menzalimi lainnya, maka hukumilah antara kami dengan cara
yang benar) maksudnya dalah secara adil, dan jangan engkau memihak salah
satu.’”
Maksudnya: Bahwa Nabi Daud
‘alaihissalam mengetahui bahwa
tujuan keduanya adalah hanya ingin mencari kebenaran, dan keduanya akan
mengisahkan perkara keduanya dengan benar. Oleh karena itu, beliau tidak
merasa risih dengan nasihat mereka.
Salah satunya berkata, “(Saudaraku ini) dia menyebutkan kata
persaudaran seagama atau nasab atau sebagai teman, karena biasanya kalau
demikian tidak menzalimi pada lainnya (dia mempunyai 99 kambing betina)
maksudnya istri, dan yang sudah punya istri sejumlah ini maka ini
adalah sebuah kebaikan yang sangat banyak seharusnya dia merasa cukup
dengan yang diberikan oleh Allah padanya. (sedangkan saya hanya memiliki
satu kambing) namun dia menginginkan kambingku seraya berkata, ‘Biarkan
dia untukku.’ Dan dia mengalahkanku dalam berbicara sehingga dia hampir
merebutnya.”
Maka Nabi Daud
‘alaihissalam berkata, (Sungguh dia telah
berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu untuk digabungkan dengan
kambingnya) dan ini adalah kebiasaan orang yang berserikat (kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh) karena mereka memiliki
keimanan yang amal shaleh yang bisa menghalangi mereka dari berbuat
zalim (namun mereka sangat sedikit sekali.” Maka Daud mengetahui)
tatkala menghukumi antara keduanya (bahwa kami mengujinya, maka ia
meminta ampun kepada Robbnya lalu tersungkur sujud dan bertaubat. Maka
Kami ampuni baginya kesalahan itu.) yang telah dia lakukan dan Allah
memberikan kepadanya banyak kemuliaan (Dan sesungguhnya dia mempunyai
kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik).
Dosa yang dilakukan oleh nabi Daud tidak disebutkan oleh Allah karena
tidak ada perlunya Oleh karena itu terlalu memaksakan diri kalau
menyebutnya, yang penting faidahnya adalah apa yang dikisahkan oleh
Allah bahwa Dia bersikap lembuat pada Nabi Daud, menerima taubatnya yang
dengan itu maka beliau bertambah tinggi derajatnya dan setelah taubat
bertambah lebih baik dariapda sebelumnya.” (
Tafsir Karimurohman,
Syaikh as-Sa’, di atas ayat ini dengan sedikit perubahan)
Kejinya Bangsa Yahudi
Itulah keyakinan kaum muslimin yang sangat menjaga kehormatan para
nabi. Hal yang sangat kontradiktif dengan perilaku bangsa Yahudi juga
Nasrani yang menghina bahkan sampai membunuh para nabi. Dalam kasus ini
mereka menuduh nabi Daud berzina dengan wanita tersebut –semoga Allah
melaknat dan menghinakan mereka- dan ini sangat jelas tergambar dalam
kitab yang mereka anggap suci. Inilah sebagian petikannya:
“Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia (Batsyeba). Perempuan
itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengannya (berhubungan seksual)…”
(Kitab -2 Samuel 11:4)
“Daud dengan jahat menyebabkan kematian Uria, suami Batsyeba..”
(Kitab -2 Samuel 11:6-25)
“…betapa raja orang Israel (Daud), yang menelanjangi dirinya pada
hari ini di depan budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya
terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu
menelanjangi dirinya.” (Kitab -2 Samuel 6:20)
Ihatlah masalah kerusakan kitab ‘suci’ ahli kitab ini dalam
The
Choice oleh Ahmad Deedat Hal.287-321.
Kita berlindung kepada Allah dari kekotoran jiwa dan matinya hati.
Wallahu
musta’an.
Sumber: Majalah Al Furqon, Edisi 12 Tahun
ke-7 1429 / 2008
Artikel www.KisahMuslim.com