etibanya di Mekah, Abul Ash menyampaikan apa yang menjadi kesepakatan
antara ia dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
Zainab. Mendengar berita itu Zainab merasa berat untuk berpisah dengan
suaminya. Tetapi perintah Allah dan Rasul-Nya lebih didahulukan dari
segalanya walaupun ia harus mengorbankan cinta dan perasaannya.
Tak lama kemudian datanglah utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjemput Zainab. Akhirnya, dengan sedih Zainab
memberikan ucapan selamat tinggal kepada suaminya, namun ia tetap
berharap semoga Allah mempertemukan mereka kembali.
Berangkatlah Zainab yang sedang mengandung belum sempurna empat bulan
ke Madinah dengan membawa suka dan dukacita sebab perpisahan dengan
ayah janin yang sedang dikandungnya.
Kedukaan belumlah terobati, Allah mentakdirkan kandungan Zainab harus
gugur sebab ia dan rombongannya dihadang oleh kaum musyrikin sebelum
sampai di Madinah.
Akhirnya Zainab pun sampai di Madinah. Dan tatkala Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mendengar cerita Zainab tentang penyebab
keguguran janin yang ada di kandungannya beliau pun mengutus gerilyawan
dan berkata, “Jika kalian mendapati si fulan dan si fulan, dua orang
laki-laki dari kaum Quraisy, maka bunuhlah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar